Satu hal
yang sering membuat kita galau adalah saat burung yang sedang
dilombakan tidak mau bersuara sama sekali. Hal ini juga terjadi pada
lovebird. Misalnya sering ngeruji atau merayap, perilakunya menjadi
agresif, dan sebagainya. Untuk itu, khususnya lovebird lovers
pemula, perlu memahami perilaku burung cantik Anda, sehingga bisa
mengantisipasinya sejak dini agar tak terjadi hal memalukan selama
lovebird turun di arena lomba.
Suasana lomba burung di kelas lovebird.
—
Mengenali dan memahami karakter serta
perilaku lovebird merupakan
salah satu hal yang penting dan wajib dilakukan oleh setiap pemain.
Sebab, dari situlah kita bisa mengetahui apakah burung sudah siap untuk
dilombakan atau membutuhkan sedikit penanganan sebelum benar-benar siap
dibawa ke lapangan.
Dengan mengenali karakter dan perilakunya, kita juga akan segera tahu kapan lovebird benar-benar dalam kondisi
top form, sekaligus bisa
mengenali perubahan yang terjadi pada perilakunya. Sebab, jika tidak
segera ditangani, lovebird cenderung akan bersifat nakal jika tetap
dibawa ke lapangan untuk dilombakan.
Burung sering njeruji / merayap selama lomba
Mengapa ini bisa terjadi? Pada dasarnya, hampir semua burung paruh
bengkok memiliki kebiasaan ngeruji di dalam sangkar atau kandang.
Jari-jari dan cakarnya memang seperti didesain Sang Pencipta sebagai
burung yang andal dalam hal ngeruji. Jadi bukan hanya pada lovebird
saja. Coba perhatikan serindit, kakatua, nuri, dan burung parbeng
lainnya.
Ini seperti
kacer yang di habitat aslinya juga sering mbagong, atau
cendet
yang di alam liar sering salto. Yang menjadi persoalan, bagaimana agar
perilaku alami ini tidak muncul saat lomba, apalagi lomba suara
lovebird. Ketika lovebird ngeruji, biasanya dia menjadi malas bunyi.
Ada beberapa kemungkinan ketika lovebird sering njeruji sewaktu dilombakan, antara lain :
Pertama, lovebird masih berusia terlalu muda sewaktu
dilombakan. Perilakunya belum stabil, termasuk saat dilombakan. Anjuran
Om Anto 999 dari Ananta Bird Farm Sragen, lovebird sebaiknya dilombakan
minimal saat berumur 6,5 bulan. Silakan lihat kembali artikel
Umur ideal melombakan lovebird.
Ada beberapa burung yang usianya kurang dari itu, namun dilombakan dan tetap moncer, seperti
lovebird Kirana milik Om Dwi Wahyudi, atau Kaila Jr milik Tobil / Sigit WMP yang baru berusia 3 bulan. Kaila Jr bahkan menjuarai even
P2B2M Magetan, akhir pekan lalu. Tetapi kedua burung muda itu hanya sesekali ditampilkan, tidak rutin setiap Minggu dilombakan.
Kuncinya adalah jangan sering ditarungkan dengan burung-burung yang
lebih tua atau mapan. Boleh, tapi jangan sering-sering. Untuk melatih
mentalnya, sekaligus agar burung terbiasa dalam suasana kompetisi, lebih
baik berkumpul bersama teman-teman
lovebird lovers yang
sama-sama memiliki burung muda. Jika usianya sudah 6,5 bulan, saat
itulah burung layak dipertemukan dengan burung-burung yang lebih tua.
Kedua, burung sebenarnya dalam kondisi gelisah. Bisa
karena masih muda, atau burung dewasa yang jarang dilombakan, atau bisa
juga kondisinya memang tidak fit.
Jika burung sudah cukup umur, sudah beberapa kali ikut lomba, maka
kondisi fit atau tidak fit sebenarnya sudah bisa dideteksi sejak dari
rumah. Misalnya, burung tidak terlihat murung, aktif bergerak, rajin
bunyi, dan sebagainya.
Jika burung jarang dilombakan, maka sering dibawa ke arena latber
atau lomba, meski tidak ikut lomba. Jadi, burung sekadar dibiasakan
mendengar suasana riuh oleh suara-suara lovebird yang sedang berlomba.
Ketiga, yang terjadi, adalah burung mengalami over
birahi (OB). Lovebird, seperti dijelaskan dokter Mulyana pemilik
lovebird jawara bernama
Janda,
termasuk burung yang mudah sekali birahi. Penyebabnya beragam, antara
lain karena mendengar suara burung lain yang dianggapnya “merangsang”,
akibat pemberian
pakan dengan kandungan protein terlalu tinggi, dan sebagainya.
Jika burung mengalami peningkatan birahi, maka perilakunya menjadi
agresif. Selain sering ngeruji, lovebird juga suka menggesekkan bagian
kloaka
(vent) ke benda-benda di dalam sangkar, mulai dari tangkringan sampai jeruji sangkar.
Mengatasi lovebird over birahi
Ada beberapa cara mengatasi lovebird yang over birahi, berdasarkan pengalaman beberapa pemain senior yang dihimpun Om Kicau :
- Cara pertama
Burung untuk sementara hanya diberi pakan berupa milet putih. Selain itu
jangan dimandikan dulu, serta kurangi durasi penjemuran dari biasanya.
Untuk sementara waktu pula, burung tidak perlu diberi jagung muda dan
kangkung selama beberapa hari. Jangan lupa sangkar burung dikerodong
full.
- Cara kedua
Burung hanya diberikan pakan milet putih. Mandi dua kali sehari, dan
sangkar dikerodong full. Jika akan dilombakan, maka pada H-1 berikan
kangkung 1 batang. Adapun pada hari lomba, pemberian kangkung
ditingkatkan menjadi 2 batang.
- Cara ketiga
Burung dikawinkan atau diberikan pasangan. Cara ini memang lebih efektif
dan menguntungkan, karena burung bisa bertelur dan menghasilkan
keturunan. Sebab ada juga lovebird yang sedang mengeram atau bawa anak,
namun tetap dilombakan dan bisa juara. Misalnya lovebird Golden Boy yang fenomenal.
Memahami karakter lovebird siap lomba.
Lovebird yang akan dilombakan harus dalam kondisi siap tempur,
memiliki mental bagus, dan birahi stabil. Kondisi lain tentu saja yang
akan menjadi nilai tambah, misalnya sikap selama lomba berlangsung,
serta gaya dan suara yang dimilikinya.
Burung yang rajin bunyi atau
gacor
di rumah, belum tentu mau berbunyi saat di lapangan. Semua ini memang
tergantung dari pelatihan dan perawatan harian yang diberikan setiap
hari.
Kondisi lovebird yang dianggap siap untuk dibawa ke lapangan antara lain:
- Burung sudah cukup umur. Jika masih muda, tatacara seperti disebutkan di atas bisa diterapkan.
- Burung yang anteng di tenggeran dan jarang sekali merayap di sangkarnya.
- Materi sudah memadai, seperti suara panjang, volume, serta kerajinan.
- Burung dalam kondisi fit. Artinya tidak sedang mabung, bulu mulus, sehat, dan tidak murung.
Tentu masih ada hal-hal lain yang bisa Anda tambahkan dalam kolom komentar di bagian bawah halaman ini.
Semoga bermanfaat.
—
Salam sukses